KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke
hadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “ancaman terhadap ketahanan nasional bidang
ideologi”.
Penulisan ini merupakan salah satu
tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata Pendidikan dan
Kewarganegaraan. Dalam penulisan makalah ini saya merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang saya miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya saya sebagai penulis
berharap semoga Allah memberikan pahala yang setimpal pada mereka yang telah
memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah,
Amiin Yaa Robbal’Alamiin.
Rajapolah, 01 februari 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
...........................................................................................
1
Daftar Isi......................................................................................................
2
Bab I
: PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ..................................................................... 3
1.2
Rumusan masalah..............................................................3
Bab
II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ketahanan Nasional........................................6
2.2 Sifat Ketahanan Nasional................................................9
2.3 Pengaruh Aspek Ketahanan
Nasional terhadap Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara .................................................11
2.4 Pengaruh aspek ideologi ...............12
2.5 Bentuk ancaman ..................................40
Bab
III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan.........................................................................
44
3.2
Saran..................................................................................
45
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Terbentuknya negara Indonesia dilatar belakangi oleh perjuangan seluruh bangsa.
Sudah sejak lama Indonesia menjadi incaran banyak negara atau bangsa lain,
karena potensinya yang besar dilihat dari wilayahnya yang luas dengan kekayaan
alam yang banyak. Kenyataannya ancaman datang tidak hanya dari luar, tetapi
juga dari dalam. Terbukti, setelah perjuangan bangsa tercapai dengan
terbentuknya NKRI, ancaman dan gangguan dari dalam juga timbul, dari yang
bersifat kegiatan fisik sampai yang idiologis. Meski demikian, bangsa Indonesia
memegang satu komitmen bersama untuk tegaknya negara kesatuan Indonesia.
Dorongan kesadaran bangsa yang dipengaruhi kondisi dan letak geografis dengan
dihadapkan pada lingkungan dunia yang serba berubah akan memberikan motivasi
dlam menciptakan suasana damai.
Beberapa ancaman dalam dan luar negeri telah dapat diatasi bangsa Indonesia
dengan adadnya tekad bersama-sama menggalang kesatuan dan kecintaan bangsa.
Berbagai pemberontakan PKI, RMS (Republik Maluku Selatan), PRRI Permesta dan
juga gerakan sparatis di Timor- Timur yang pernah menyatakan dirinya
berintegrasi dengan Indonesia, meskipun akhirnya kenyataan politik menyebabkan
lepasnya kembali daerah tersebut. Ancaman sparatis dawasa ini ditunjukan dengan
banyaknya wilayah atau propinsi di Indonesia yang menginginkan dirinya merdeka
lepas dari Indonesia seperti Aceh, Riau, Irian Jaya, dan beberapa daerah lain
begitu pila beberapa aksi provokasi yang mengganggu kestabilan kehidupan sampai
terjadinya berbagai kerusuhan yang diwarnai nuansa etnis dan agama dan gangguan
dari luar adalah gangguan dari negara lain yang ingin menguasai pulau-pulau
kecil yang masih berada di didalam wilayah NKRI namun dekat dengan wilayah
negara lain.
1.2 Rumusan
Masalah
Meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan, Negara Kesatuan
Republik Indonesia masih tetap berdiri sebagai satu bangsa dan Negara yang
merdeka, bersatu, berdaulat. Hal tersebut membuktikan bahwa Negara Indonesia
memiliki keuletan dan ketangguhan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam
mengatasi setiap bentuk tantangan, ancaman, hambatan, dan ganguan dari manapun
datangnya. Dalam rangka menjamin ekstensi bangsa dan Negara dimasa kini dan
dimasa yang akan datang, bangsa Indonesia harus tetap memiliki keuletan dan
ketangguhan yang perlu dibina secara konsisten dan berkelanjutan.
Republik Indonesia adalah Negara yang memiliki UUD1945 sebagai
konstitusinya. Dalam semangat konstitusi tersebut, kekuasaan pemerintah tidak
bersifat absolute atau tidak tak terbatas.Kedautan ada ditangan rakyat dan
dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat, sedangkan
penyelenggaraan kekeuasaan pemerintahan dituangkan lebih lanjut kedalam
kelembagaan tinggi Negara dan tata kelembagaan Negara.
Dalam makalah ini akan dibahas berbagai masalah sebagai berikut :
§ Pengertian ketahanan
Nasional !
§ Sifat Ketahanan
Nasional ?
- Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional terhadap Kehidupan Berbangsa dan Bernegara?
- Pengaruh Aspek Ideologi !
- Bentuk ancaman !
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Ketahanan Nasional
Sebelum membahas ketahanan nasional di bidang politik, sebaiknya kita
membahas Ketahanan Nasional secara umum baik sebagai konsepsik maupun strategi.
Sebagai konsepsi, Ketahanan Nasional merupakan kondisi dinamik suatu bangsa,
berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan
kekeuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman,
hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun dari luar, yang langsung
maupun tidak langsung membahayakan intregitas, identitas, kelangsungan hidup
bangsa dan Negara serta perjuangan menegejar tujuan perjuangan
nasionalnya.
Ketahanan Nasional pada hakikatnya merupakan suatu konsepsi dalam
pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan kemakmuran serta pertahanan
dan keamanan dalam kehidupan Nasional. Untuk deapat mencapai tujuan
Nasionalnya,suatu bangsa harus mempunyai kekuatan, kemampuan, daya tahan dan
keuletan. Dengan demikian jelaslah bahwa Ketahanan Nasional harus diwujudkan
dengan mempergunakan baik pendekatan kesejahteraan (prospeety
appoarch) maupun pendekatan keamanan (security appoarch).
Ketahanan Nasional dapat juga di pandang sebagai suatu suatu
strategi. Ketahanan Nasional sebagai strategi berpokok pangkal pada
masalah kelangsungan hidup (survival) dari sesuatu bangsa. Masalah survival ini
juga menjadi masalah Negara-negara berkembang lainnya selain In donesia, bahkan
juga masalah dari Negara-negara maju. Tidak salah apabila dikatakan bahwa
masala survival merupakan masalah utama bagi semua bangsa. Penentuan strategi
yang paling tepat untuk mempertahankan kelangsungan hidup suatu bangsa dan
Negara di pengaruhi oleh macam atau jenis bahaya dan ancaman yang dihadapi
serta situasi dan kondisi bangsa dan Negara yang bersangkutan.
2.2 Sifat ketahanan nasional
Ketahan nasional suatu bangsa memiliki sifat sebagai berikut. :
1. manunggal, yaitu sifat integratif yang diartikan terwujudnya kesatuan dan perpaduan yang
Ketahan nasional suatu bangsa memiliki sifat sebagai berikut. :
1. manunggal, yaitu sifat integratif yang diartikan terwujudnya kesatuan dan perpaduan yang
seimbang serasi, dan selaras dengan seluruh
aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. mawas ke dalam, yaitu ketahan nasional yang diarahkan pada diribangsa dan negara itu
2. mawas ke dalam, yaitu ketahan nasional yang diarahkan pada diribangsa dan negara itu
sendiri.
3. kewibawaan, yaitu ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang bersifat menunggal
3. kewibawaan, yaitu ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang bersifat menunggal
dapat mewujudkan kewibawaan nasional.
4. dinamis, yaitu kondisi tingkat ketahanan nasional suatu negara yang tidak tetap.
5. menitik beratkan konstitusi dan saling menghargai.
4. dinamis, yaitu kondisi tingkat ketahanan nasional suatu negara yang tidak tetap.
5. menitik beratkan konstitusi dan saling menghargai.
Ketahanan
nasional tidak mendahulukan sikap adu kekuasaan dan adu kekuatan. Maka,
konsepsi ketahan nasional tidak mengutamakan penggunaan adu kekuasaan dan adu
kekerasan.
2.3 Pengaruh
Aspek Ketahanan Nasional terhadap Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Tiap-tiap aspek, terutama
aspek-aspek dinamis, di dalam tata kehidupan nasional relatif berubah menurut
waktu, ruang dan lingkungan sehingga interaksinya menciptakan kondisi umum yang
sangat kompleks dan amat sulit.
Dari pemahaman tentang hubungan tersebut tentang gambaran bahwa Konsepsi Ketahanan Nasional akan menyangkut hubungan antara aspek yang mendudung kepribadian yaitu :
1. Aspek yang berkaitan dengan alam besifat stasti, yang meliputi Aspek Geografi, Aspek
Dari pemahaman tentang hubungan tersebut tentang gambaran bahwa Konsepsi Ketahanan Nasional akan menyangkut hubungan antara aspek yang mendudung kepribadian yaitu :
1. Aspek yang berkaitan dengan alam besifat stasti, yang meliputi Aspek Geografi, Aspek
Kependudukan, dan aspek Sumber Kekayaan
Alam.
2. Aspek yang berkaitan dengan sosial bersifat dinamis, yang meliputi Aspek Ideologi, Aspek
2. Aspek yang berkaitan dengan sosial bersifat dinamis, yang meliputi Aspek Ideologi, Aspek
Politik, Aspek Sosial Budaya, dan Aspek
Pertahanan dan Keamanan.
2.4
Pengaruh Aspek Ideologi
Ideologi
adalah suatu sistem nilai sekaligus kebulatan ajaran yang memberikan motivasi.
ldeologi juga mengandung konsep dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan
oleh suatu bangsa. Secara teoretis, suatu ideologi bersumber dari stuatu
falsafah dan meruakan pelaksanaan dari sistem falsafah itu sendiri.
A. Ideologi
Dunia
1.
Liberalisme
Aliran
pikiran perseorangan atau individualistik. Aliran pemikiran ini mengajarkan
bahwa negara adalah masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas kontrak
semua individu dalam masyarakat itu (kontrak sosial).
Liberalisme bertitik tolak dari hak asasi yang melekat pada manusia sejak ia lahir dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapa pun termasuk penguasa kecuali atas persetujuan yang bersangkutan. Paham Liberalisme mempunyai dasar-dasar kebabasan dan kepentingan pribadi yang menuntut kebebasan individu secara mutlak, yaitu kebebasan mengejar kebahagiaan hidup di tengah-tengah kekayaan materil yang melimpah dan dicapai dengan bebas.
Liberalisme bertitik tolak dari hak asasi yang melekat pada manusia sejak ia lahir dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapa pun termasuk penguasa kecuali atas persetujuan yang bersangkutan. Paham Liberalisme mempunyai dasar-dasar kebabasan dan kepentingan pribadi yang menuntut kebebasan individu secara mutlak, yaitu kebebasan mengejar kebahagiaan hidup di tengah-tengah kekayaan materil yang melimpah dan dicapai dengan bebas.
2. Komunisme
Aliran
pikiran golongan (class theory) yang diajarkan oleh Karl Marx, Engels dan Lenin
pada mulanya merupakan kritik Kark Marx atas kehidupan sosial ekonomi
masyarakat pada awal revolusi industri.
Aliran pemikiran ini beranggapan bahwa negara adalah susunan golongan (kelas) untuk menindas kelas lain. Golongan ekonomi kuat menindas ekonomi lemah. Golongan borjuis menindas golongan proletar (kaum buruh). Karena itu Marx menganjurkan agar kaum buruh mengadakan revolusi politik untuk merebut kekuasaan negara dari golongan kaya kapitalis dan borjuis agar kaum buruh dapat ganti berkuasa dan mengatur negara.
Sesuai dengan aliran pikiran yang melandasi komunisme, dalam upaya merebut atau mempertahankan kekuasaan kominisme dalam upaya merebut atau mempertahankan kekuasaan komunisme akan :
a. Menciptakan situas konflik untuk mengadu golongan-golongan, tertentu serta
Aliran pemikiran ini beranggapan bahwa negara adalah susunan golongan (kelas) untuk menindas kelas lain. Golongan ekonomi kuat menindas ekonomi lemah. Golongan borjuis menindas golongan proletar (kaum buruh). Karena itu Marx menganjurkan agar kaum buruh mengadakan revolusi politik untuk merebut kekuasaan negara dari golongan kaya kapitalis dan borjuis agar kaum buruh dapat ganti berkuasa dan mengatur negara.
Sesuai dengan aliran pikiran yang melandasi komunisme, dalam upaya merebut atau mempertahankan kekuasaan kominisme dalam upaya merebut atau mempertahankan kekuasaan komunisme akan :
a. Menciptakan situas konflik untuk mengadu golongan-golongan, tertentu serta
menghalalkan segala cara untuk mencapai
tujuan.
b. Ajaran komunis bersifat atheis, tidak percaya akan adanya Tuhan Yang Maha Esa, dan
b. Ajaran komunis bersifat atheis, tidak percaya akan adanya Tuhan Yang Maha Esa, dan
didasarkan pada kebendaan (materialistis).
Bahkan agama dinyatakan sebagai racun bagi
kehidupan bermasyarakat.
c. Masyarakat komunis bercorak Internasional.
c. Masyarakat komunis bercorak Internasional.
Masyarakat
yang dicita-citakan oleh komunis adalah masyarakat komunis dunia yang
tidak
dibatasi oleh kesadaran nasiona1. Hal ini tercermin dalam seruan Marx yang
terkenal”Kaum
buruh diseluruh dunia bersatulah!” Komunisme menghendaki masyarakat
tanpa
nasionalisme.
d. Masyarakat komunisme yang dicita-citakan adalah masyarakat tanpa kelas. Masyarakat
d. Masyarakat komunisme yang dicita-citakan adalah masyarakat tanpa kelas. Masyarakat
tanpa kelas
dianggap masyarakat yang dapat memberikan suasana hidup yang aman dan
tentram,
tanpa pertentangan, tanpa hak milik pribadi atas alat produksi dan tanpa
pembagian
kerja.
3. Faham Agama
3. Faham Agama
Ideologi
bersumber dari falsafah agama yang termuat dalam kitab Agama.
B. Ideologi
Pancasila
Sila-sila
Pancasila adalah :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau
perwalikan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Sila
Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung nilai spiritual, memberikan kesempatan yang
seluas-luasnya
kepada semua pemeluk agama dan penganut kepercayaan kepada Tuhan
yang Maha Esa untuk berkembang di
Indonesia.
Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab mengandung nilai kesamaan derajat maupun kewajiban dan hak, cinta mencintai, hormat menghormati, keberanian membela kebenaran dan keadilan, toleransi, dan gotong royong.
Sila Persatuan Indonesia dalam masyarakat Indonesia yang pluralistik mengandung nilai persatuan bangsa dan kesatuan wilayah yang merupakan faktor pengikat yang menjamin keutuhan nasional atas dasar Bhineka Tunggal Ika
Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau perwalikan menunjukan bawha kedaulatan berada di tangan rakyat, yang diwujudkan oleh persatuan nasional yang riil dan wajar
Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung nilai keadilan, keseimbangan antara hak dan kewajiban, penghargaan terhadap hak orang, gotong royong dalam suasana kekeluargaan, ringan tangan, dan kerja keras untuk bersama-sama mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadlian sosial.
Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab mengandung nilai kesamaan derajat maupun kewajiban dan hak, cinta mencintai, hormat menghormati, keberanian membela kebenaran dan keadilan, toleransi, dan gotong royong.
Sila Persatuan Indonesia dalam masyarakat Indonesia yang pluralistik mengandung nilai persatuan bangsa dan kesatuan wilayah yang merupakan faktor pengikat yang menjamin keutuhan nasional atas dasar Bhineka Tunggal Ika
Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau perwalikan menunjukan bawha kedaulatan berada di tangan rakyat, yang diwujudkan oleh persatuan nasional yang riil dan wajar
Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung nilai keadilan, keseimbangan antara hak dan kewajiban, penghargaan terhadap hak orang, gotong royong dalam suasana kekeluargaan, ringan tangan, dan kerja keras untuk bersama-sama mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadlian sosial.
C. Ketahanan pada Aspek Ideologi
1. Konsepsi
tentang Ketahanan Ideologi
Ketahanan
ini mengandung keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi dan
mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan dari luar maupun
dari dalam secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka menjamin
kelangsungan kehidupan ideologi bangsa dan negara Republik Indonesia.
Pelaksanaan obyektif adalah pelaksanaan nilai-nilai yang secara surat terkandung dalam ideologi atau paling tidak secara tersirat dalam UUD 1945 serta secara peraturan perundang-undangan dibawahnya dan nsegala kegiatan penyelenggaraan negara. Pelaksanaan subyektif adalah pelaksanaan nilai-nilai tersebut oleh masing-masing individu dalam kehidupan sehari-hari, sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warga negara. Pancasila mengandung sipat idealistik, realistik dan pleksibel, serhingga terbuka terhadap perkembangan yang terjadi.
Pancasila sebagai dasar negara Republlik Indonesia terhadap dalam alinea 4 pembukaan UUD 1945, ketetapan MPR RI No. 2 XVIII/MPR/1998. Pancasaila sebagai ideologi nasional terhadap dalam ketetapan MPR RI no.2 XVIII/MPR/1998. Pancasila sebagai pandangan hidup dan sumber hukum terhadap ketetapan MPR RI no.2 XX/MPRS/1966 yo ketetapan MPR RI no.2 IX/MPR/1978.
Pelaksanaan obyektif adalah pelaksanaan nilai-nilai yang secara surat terkandung dalam ideologi atau paling tidak secara tersirat dalam UUD 1945 serta secara peraturan perundang-undangan dibawahnya dan nsegala kegiatan penyelenggaraan negara. Pelaksanaan subyektif adalah pelaksanaan nilai-nilai tersebut oleh masing-masing individu dalam kehidupan sehari-hari, sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warga negara. Pancasila mengandung sipat idealistik, realistik dan pleksibel, serhingga terbuka terhadap perkembangan yang terjadi.
Pancasila sebagai dasar negara Republlik Indonesia terhadap dalam alinea 4 pembukaan UUD 1945, ketetapan MPR RI No. 2 XVIII/MPR/1998. Pancasaila sebagai ideologi nasional terhadap dalam ketetapan MPR RI no.2 XVIII/MPR/1998. Pancasila sebagai pandangan hidup dan sumber hukum terhadap ketetapan MPR RI no.2 XX/MPRS/1966 yo ketetapan MPR RI no.2 IX/MPR/1978.
2. Pembinaan Ketahanan Ideologi
Upaya
memperkuat ketahanan Ideologi memerlukan langkah pembinaan berikut:
a. Pengamalan Pacasila secara obyektif
dan subyektif terus dikembangkan serta
ditingkatkan.
b. Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu terus
direlefansikan dan di aktualisasikan nilai instrumentalnya agar tetap mampu
membimbing dan mengarahkan kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, selaras dengan peradaban dunia yang berubah dengan cepat tanpa
kehilangan jati diri bangsa Indonesia.
c. Sesanti Bhineka Tunggal Ika dan konsep wawasan
Nusantara yang bersumber dari Pancasila harus terus di kembangkan dan
ditanamkan dalam masyarakat yang majemuk sebagai upaya untuk selalu menjaga persatuan
bangsa dan kesatuan wilayah serta moralitas yang royal dan bangga terhadap
bangsa dan negara. Disamping itu anggota masyarakat dan pemerintah perlu
bersikap wajar terhadap kebhinekaan.
d. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar
negara Republik Indonesia harus dihayati dan diamalkan serta nyata oleh setiap
penyelenggaraan negara, lembaga kenegaraan, lembaga kemasyarakatan, serta
setiap warga negara Indonesia, agar kelestarian dak keampuhannnya terjaga dan
tujuan nasional serta cita-cita bangsa Indonesia terwujud, dalam hal ini suri
tauladan para pemimpin panyelenggara negara dan pemimpin tokoh masyarakat
merupakan hal yang sangat mendasar.
e. Pembangunan, sebagai pengamalan Pancasila, harus
menunjukan keseimbangan antara Fisik material dcngan mental spiritual untuk
menghindari tubuhnya materialisme dan skuarisme. Dengan memperhatikan kondisi
geografi Indonesia, pembangunan harus adil dan merata di seluruh wilayahuntuk
memupuk rasa persatuan bangsa dan kesatuan wilayah.
f. Pendidikan moral Pancasila ditanamkan pada diri
anak didik dengan cara mengintegrasikannya. Ke dalam mata pelajaran lain
seperti pendidikan budi pekerti, pendidikan sejara perjuangan bangsa, bahasa
Indonesia dan kepramukaan. Pendidikan Moral Pancasila juga perlu diberikan kepada
masyarakat luas secara non forma
2.5 Bentuk ancaman
Ancaman merupakan usaha
yang dilaksanakan secara konsepsional melalui tindak politik dan atau kejahatan
yang diperkirakan dapat membahayakan tetenan serta kepentingan negara dan
bangsa
faktor faktor yang menggangu ketahanan nasional adalah berbagai macam
bentuktindakan maupunpemikiran yang mengancam ketahanan nasional suatu negara.
faktor faktor pengganggu ini dapat disebut sebagai ancaman ketahanan nasional.
dan ancaman ketahanan nasional dapat dikelompokkan berdasarkan
berikut ;
1. Berdasarkan asal datangnya ancaman
- Ancaman dari luar, yaitu segala ancaman terhadap ketahanan nasional yang berasal dari luar negeri
- Ancaman dari dalam, yaitu segala ancaman terhadap ketahanan nasional yang berasal dari dalam negeri
2. Berdasarkan bentuk ancaman
a. Ancaman fisik, yaitu segala bentuk ancaman yang dapat
mnegganggu ketahanan nasional suatu negara yang dilakukan dengan tindakan
secara fisik. Ancaman fisik atau militer adakah ancaman yang menggunakan
senjata yang dapat membahayakan kedaulatan negara, jeutuhan wilayag, dan
keselamatan bangsa dan negara. ancaman militer dapat berasal dari luar negeri
Berikut ini ancaman yang berasal dari luar negeri
- Agresi, yaitu serangan bersenjata dari negara lain terhadap negara RI
- pelanggaran wilayah oleh negara lain dengan kapal atau pesawat nonkomersial
- spionase atau mata mata dari negaralain yang berusaha mengetahui rahasia militer negara RI
- sabotase yang merusak jaringan militer atau objek penting nasional yang membahayakan keselamatan bangsa
- aksi teror dari jaringan internasional
adapun ancaman fisik atau militer yang berasal dari dalam negeri sebagai
berikut
1. Pemberontakan bersenjata
2. perang saudara antar kelompok masyarakat
3. aksi teror dalam negeri
4. sabotase dari dalam negeri yang merusak jaringan
militer dan
negara
b. Ancaman Ideologis atau non fisik. yaitu segala bentuk
ancaman yang dapat mengganggu ketahanan nasional suatu negara yang dilakukan
dalam tataran pemikiran,
berikut ini jenis jenis ancaman non fisik atau ideologis
∞ Dibidang Ideologi
Ancaman terhadap
ideologi negara Pancasiladapat muncul akibat munculnya paham dari luar negeri.Dalam bidang
Ideologi. upaya yang dilakukan untuk mempengaruhi Ideologi yang akan
mengancam terhadap dasar falsafah Negara yaitu Pancasila, dimana hal tersebut
sering dilakukan dengan memasukkan para kader-kader untuk bergabung di dalam
suatu partai Politik dan dalam suatu lembaga yudikatif. Hal ini ditujukan untuk
membentuk suatu kekuatan yang akan ditujukan untuk mengganti dasar Negara yaitu
Pancasila.
∞ Contoh bentuk ancaman ideologi yang
mengganggu integrasi Bangsa :
1. agresi dari wilayah lain
2. spionase
3. perang saudara
4. pemberontakan bersenjata
5. aksi teror bersenjata
6. sabotase
7. Pelanggaran wilayah
1. agresi dari wilayah lain
2. spionase
3. perang saudara
4. pemberontakan bersenjata
5. aksi teror bersenjata
6. sabotase
7. Pelanggaran wilayah
Caranya
mengatasinya:
-memperkuat tahanan negara
-memperkuat lapisan masyarakat yang sadar akan budaya
-menumbuhkan rasa bela negara terhadap semua orang
-mengembangkan kebudayaan dan kekayaan alam yang kita miliki
-mendidik penerus bangsa akan sadarnya pertahanan negara.
-memperkuat tahanan negara
-memperkuat lapisan masyarakat yang sadar akan budaya
-menumbuhkan rasa bela negara terhadap semua orang
-mengembangkan kebudayaan dan kekayaan alam yang kita miliki
-mendidik penerus bangsa akan sadarnya pertahanan negara.
a.
dari
luar
- adu domba yang dilakukan oleh pihak asing
- perang dingin antara AS dan Uni Soviet
- masuknya berbagai kebudayaan dan paham baru dr luar negeri
b. dari dalam
- munculnya berbagai aliran sesat di Indonesia
- sikap mau menang sendiri dalam masyarakat suatu negara
- kurangnya kecintaan terhadap produk dalam negeri
- adu domba yang dilakukan oleh pihak asing
- perang dingin antara AS dan Uni Soviet
- masuknya berbagai kebudayaan dan paham baru dr luar negeri
b. dari dalam
- munculnya berbagai aliran sesat di Indonesia
- sikap mau menang sendiri dalam masyarakat suatu negara
- kurangnya kecintaan terhadap produk dalam negeri
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara umum penyusunan makalah
Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan adalah mengajak kepada para rekan
khususnya pelajar SMK Negeri Rajapolah untuk memahami betapa pentingnya
Pendidikan Kewarganegaraan perlu dipelajari oleh setiap generasi bangsa
indonesia.
Pendidikan Kewarganegaraan menjadi sumber
nilai dan pedoman penyelenggaraan program studi dalam
mengantarkan pelajar untuk mengembangjkan kepribadian menjadi warga
negara Indonesia yang baik.
Selain itu dapat membantu para pelajar selaku warga negara agar mampu
mewujudkan nilai-nilai dasar perjuangan bangsa Indonesia, integrasi nasional,
kesadaran berbangsa dan bernegara dalam menerapkan ilmunya secara bertanggung
jawab terhadap kemanusiaan yang adil dan beradab. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa penyusunan makalah ini adalah untuk membangkitkan
kesadaran nasional dan membentuk kepribadian pelajar agar memiliki
:
1. Kemampuan
berpikir,bersikap rasional dan dinamis, berpandangan luas sebagai intelektual.
2. Memiliki wawasan
kesadaran berbangsa dan bernegara untuk membela negara yang dilandasi
oleh rasa cinta tanah air.
3. Memiliki
wawasan kebangsaan demi Ketahanan Nasional ( national resellience ) untuk
kelangsungan hidup bangsa dan negara ( national survival ).
4. Memiliki
pola pikir dan pola sikap yang komprehensif integral dalam memecahkan
masalah dan implementasi pembangunan nasional pada seluruh aspek
kehidupan nasional.
3.2 Saran
Pendidikan kewarganegaraan, termasuk
integrasi nasional perlu dipertahankan penerapannya pada semua tingkat dari
jenjang pendidikan karena pendidikan kewarganegaraan dapat memberikan
kontribusi yang sangat besar dalam membentuk kepribadian warga Negara untuk
menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai karakter bangsa Indonesia.
Daftar Pustaka
- ST. Munadjat Dasaputro, 1980, Wawasan Nusantara (dalam Implementasi & Implikasi hukumnya), Buku II, Alumni, Bandung.
- Sanit, Arbi, 1998, Reformasi Politik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
- Sekretariat Jendral MPR, 2004, Undang-Undang Dasar 1945 dengan Amandemen, Jakarta.
- Soehino, SH., 1980, Ilmu Negara, Liberti, Yogyakarta.
- Soemarwoto, Otto, 1992, Indonesia Dalam Kancah Isu Lingkungan Global, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.