Senin, 16 Maret 2015

“PENGORBANAN CINTA RANGGA” #1

     Gadis cantik ini tersenyum saat kekasihnya menautkan cincin pertunangan mereka di jari manisnya. Terdengar suara tepuk tangan dari para tamu undangan. Gadis ini juga dengan mantapnya menautkan cincinnya ke jadi manis tunangannya. Malam ini gadis cantik bernama Azahra Alifa dan kekasihnya Rafael Landri Tanubrata. Sah menjadi sepasang calon suami istri.
“Aku sayang sama kamu.” Rafael mencium kening Zahra.

“Aku juga raf.” Zahra memeluk Rafael. Rafael tersenyum dan membalas pelukan Zahra.

Acara pertunangan pun berjalan dengan lancar.

***
Setelah acara pertunangan itu berlangsung. Keadaan rumah kembali seperti biasa. Zahra sudah berada di kamar nya. Sementara keluarga Rafael sudah pulang dari satu jam yang lalu.

“Sekarang aku sudah menjadi tunangan Rafael. Itu tandanya aku harus benar-benar melupakan Rangga.” Zahra tertunduk didepan meja riasnya.

Zahra membuka laci kecil meja riasnya. Dia tersenyum melihat bingkai foto nya bersama Rangga Dewa Moela. Kekasihnya yang sudah meninggalkannya tanpa ada kabar 2 tahun yang lalu.

“Kamu dimana ngga? Kenapa kamu jahat sama aku? Kamu ingkarin janji kamu untuk terus bersama aku.” Zahra mengelus figura Rangga.
“Kamu pergi tanpa kabar, kamu tinggalin aku gitu aja. Kamu gak tau kan gimana sakitnya aku ngga? Kamu jahat.” Zahra melipat kedua tangannya di meja rias, gadis ini menangis dan menenggelamkan kepalanya di kedua tangannya. Foto Rangga dan dirinya sudah terjatuh kelantai.

***
“Selamat malam Indonesia. Selamat bertemu lagi dengan saya.” Lelaki ini tersenyum saat dirinya melangkahkan kaki keluar dari bandara.
“Antarkan saya ke alamat ini pak.” Lelaki tampan ini memberikan selembar kertas kepada supir taxi. Supir taxi mengangguk dan membukakan pintu.
“Tolong juga barang-barang saya.” Ujarnya.
“Iya mas.” Supir taxi mengangguk dan memasukkan barang-barang pelanggannya kedalam bagasi.
“Aku udah gak sabar mau bertemu kamu. Maafin aku karena pergi tanpa pamit.” Lirihnya tersenyum memandang foto dalam dompet nya.

***
“Aku sayang sama kamu.” Ujar lelaki keturunan Indonesia-Belanda ini pada kekasihnya.
“Aku juga. Janji jangan pernah tinggalin aku ngga.” Gadis berwajah cantik ini memeluk nya.
“Kita akan selalu sama-sama sampai kapan pun.” Rangga Dewa Moela. Dia memeluk erat kekasihnya ini.
“Jangan tinggalin aku ngga.” Gadis bernama Azahra Alifa ini mendangakkan kepalanya dan menyentuh pipi Rangga.

Rangga tersenyum manis dan mencium kening Zahra. Perlahan Rangga mulai menjauh. Zahra berusaha mengejarnya, namun sia-sia.

“Ranggaaaaa.” Teriak Zahra.

Nafas Zahra terasa tidak beraturan. Dia menatap pantulan dirinya di cermin. Zahra mengusap kasar wajahnya.

“Ya Tuhan, mimpi itu lagi.” Zahra.
“Gak ra, udah 2 tahun yang lalu dia meninggalkan mu tanpa kabar, kamu gak boleh lemah. Dia sudah menjadi masa lalu. Sekarang kamu sudah punya Rafael.” Lirih gadis ini dan segera bangkit dari tempat duduknya menuju kamar mandi.

***
“Yakin loe kak mau langsung kerja?” Tanya lelaki berwajah tampan ini pada sang kakak.
“Yakin lah bis, justru gue pulang juga karena bokap gak bisa ninggalin kerjaan di Belanda, karena gue udah gak jalanin pengobatan itu lagi. Gue putusin untuk gantiin papa disini. Ada rapat penting dengan perusahaan ‘Rafael’s group’ pagi ini.” Jawab lelaki bernama Rangga pada adik nya yang bernama Bisma Karisma.
“Ya udah deh, tapi loe jangan kecapean juga ya kak. Nanti loe droup lagi.” Bisma menggigit roti nya.
“Tenang aja. Oh iya, Dicky mana? Dia gak ngampus?” Rangga.
“Gue disini kak.” Dicky M Prasetyo, adik kedua Rangga. Dicky menuruni anak tangga dan duduk di sebelah Bisma.
“Tumben, biasanya aja bolos loe. Pandai banget cari muka.” Bisma.
“Sialan loe. Gue ada UAS hari ini.” Dicky. Bisma terlihat santai saat Dicky mengomel.
“Sudah-sudah. Cepat habiskan makan kalian, setelah itu pergi ke kampus. Ingat, jangan coba-coba cabut, terutama kamu Dicky. Kalau di DO jangan merengek.” Rangga. Dicky mengangguk.
“Gue berangkat dulu.” Rangga. Bisma dan Dicky mengangguk kecil melihat kepergian Rangga.
“Berapa lama kak Rangga di Indonesia?” Dicky.
“Man ague tau. Makin lama makin bagus. Biar kerjaan loe gak Cuma main PS.” Bisma berdiri dan meninggalkan Dicky yang manyun.
“Punya kakak dua tapi sama-sama gak asyik. Main PS kan lebih seru dari pada belajar dengerin dosen ngoceh di depan kelas.” Dumel Dicky dan melanjutkan sarapannya.

***
“Maaf menunggu lama pak. Tadi saya terjebak macet.” Rangga memasuki ruangan meeting.
“Oh iya, tidak apa-apa, saya juga baru sampai. Silahkan duduk.” Ujar lelaki bermata sipit ini.
“Saya Rafael.” Lelaki bermata sipit ini mengulurkan tangannya. Rangga menjabat nya.
“Rangga.” Rangga tersenyum.
“Bisa kita mulai saja pak?” Rafael. Rangga mengangguk. Rangga dan Rafael pun membicarakan kerja sama yang akan mereka bangun.

***
“Dian, pak Rafael nya ada?” Tanya Zahra pada sekertaris pribadi Rafael.
“Eh mbak Zahra. Adak ok mbak. Tapi bapak sedang meeting.” Jawab Dian, sekertaris Rafael.
“Masih lama ya yan?” Zahra.
“Lumayan sih, tapi pesan pak Rafael tadi, kalau mbak Zahra datang disuruh masuk saja.” Dian.
“Tapi saya segan yan. Berapa orang sih?” Zahra.
“Hanya satu orang mbak. Tidak usah segan. Masuk saja. Mbak kan tunangan pak Rafael.” Dian.
“Jadi cuma satu orang? Baiklah. Hemm saya masuk.” Zahra. Dian mengangguk.
“Makasih ya yan.” Zahra.
“Sama-sama mbak.” Dian. Zahra memasuki ruangan meeting.
“Beruntung sekali pak Rafael, mbak Zahra itu sudah baik, kaya, cantik lagi.” Lirih Dian dan kembali pada kerjaannya.

***
“Baiklah, terimakasih pak Rangga. Semoga ini awal yang baik untuk perusahaan kita.” Rafael.
“Sama-sama pak. Semoga saja.” Rangga.
“Permisi.” Terlihat gadis manis ini masuk dan tersenyum. Rafael dan Rangga menoleh. Rafael tersenyum. Sementara Rangga, dia terlihat terkejut, Rangga berdiri dan menatap Zahra.
“Ra.. Rangga.” Zahra terlihat sama terkejutnya dengan Rangga. Rafael menatap heran kearah Rangga dan Zahra.
“Kalian saling kenal?” Tanya Rafael.
“Zahra.” Lirih Rangga. Zahra menggeleng, air matanya pun tumpah membasahi pipi mulusnya. Zahra menghapus air matanya dan erlari keluar ruangan meeting Rafael.
“Sayang tunggu.” Rafael mencoba menahannya, namun Zahra berhasil melepaskan diri dari Rafael. Rafael menatap Zahra yang berlalu.
“Sayang?” Lirih Rangga menatap Rafael. Rafael tersenyum.
“Dia tunangan saya pak.” Jawab Rafael.

Degg! Jantung Rangga seolah-olah berhenti. Tunangan? Bagaimana bisa? Bukankan Zahra kekasih Rangga?

“Pak, ada apa?” Tanya Rafael. Rangga menggeleng dan tersenyum.
“Saya permisi pak. Saya masih ada urusan lain.” Rangga.
“Oh, iya.” Rafael. Rangga meninggalkan Rafael.
“Kenapa? Apa Zahra mengenal pak Rangga?” Batin Rafael.
“Sudahlah, lebih baik aku cari Zahra.” Rafael mengambil kunci mobilnya dan meninggalkan kantor.

***
“Aaaaaaaa.” Teriak Zahra disebuah danau buatan kecil di dekat taman.
“Aisshhh, berisik banget loe.” Seseorang mendekati Zahra. Zahra menatapnya terkejut. Karena tadi Zahra tidak melihat siapa-siapa disana selain dirinya.
“Kamu kok ada disini? Perasaan tidak ada siapa-siapa.” Zahra.
“Gue tadi di belakang pohon itu. Gue lagi santai. Loe ngapaoin sih teriak-teriak. Seperti orang gila aja.” Dengusnya.
“Gue Zahra.” Zahra mengulurkan tangannya.
“Gue Pelangi.” Gadis cantik ini menjabat tangan Zahra.
“Gue lagi Galau.” Zahra memanyunkan bibirnya.
“Galau? Karena cowok?” Ujar Pelangi. Zahra mengangguk.
“Hahahaha, cewek zaman sekarang. Sedikit-sedikit galau.” Pelangi.
“Emang kamu gak cewek?” Zahra.
“Jadi loe fikir gue banci? Gila loe. Gue emang cewek. Tapi gak cewek seperti loe yang mudah galau karena cowok. Gue mah galau kalau gue gak punya uang.” Pelangi. Zahra sedikit terkekh.
“Nah, kan loe cantik kalau ketawa.” Pelangi.
“Apaan sih.” Zahra terlihat malu dan memukul lengan Pelangi.

***
Sebulan sudah sejak kejadian Zahra bertemu dengan Rangga di kantor Rafael. Rafael masih belum tau tentang hubungan Zahra dan Rangga. Zahra pun secara diam-diam suka bertemu dengan Rangga. Karena Rangga dapat nomor handphone Zahra dari Bisma yang kekasihnya adalah sahabat Zahra. Malam ini Zahra bertemu (lagi) dengan Rangga. Ini adalah pertemuan yang sudah kesekian kalinya.

“Tapi aku masih sayang sama kamu ra.” Rangga menggenggam jemari Zahra.
“Ngga aku mohon. Sudah berapa kali aku bilang, aku sudah tunangan dengan Rafael.” Zahra menarik tangannya.
“Tapi aku gak bisa terima itu semua. Kamu pacar aku.” Rangga.
“Pacar ngga? Kalau aku pacar kamu, kenapa kamu tinggalin aku gitu aja? Kenapa kamu gak kasih aku kabar? Kenapa ngga?” Zahra.
“A.. aku, aku punya alasan ra. Alasan yang gak bisa aku jelasin saat ini.” Rangga.
“Lihat ngga, bahkan kamu tidak bisa menjelaskan alasan kamu kan? Kamu itu jahat tau nggak. Aku nungguin kamu berhari-hari, berminggu-minggu, dan berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun ngga. Tapi kamu dimana? Kamu gak kabarin aku. Bisma dan Dicky juga menghindar dari aku. Kenapa? Apa aku harus bertahan terus? Tidak ngga, aku juga butuh pendamping. Disaat aku terpuruk karena kamu, Rafael yang buat aku bangkit dan meyakinkan aku kalau aku gak boleh terus-terusan terpuruk.” Zahra.
“Tapi.. tapi aku.” Rangga terlihat bingung harus berkata apa, karena disini, memang dia lah yang salah.
“Sudahlah ngga. Aku capek berdebat terus sama kamu.” Zahra memalingkan wajahnya.
“Ra, aku sayang sama kamu.” Rangga kembali menggenggam tangan Zahra. Zahra tertunduk.
“Tapi aku sayang sama Rafael.” Jawab Zahra. Namun kepalanya tertunduk.
“Gak, kamu bohong. Lihat aku dan bilang kamu gak cinta sama aku.” Rangga. Zahra menggeleng.
“Tatap aku ra. Tatap mata aku.” Rangga mengangkat dagu Zahra agar menatapnya. Zahra menatap Rangga. Air matanya menetes.
“Sekarang bilang kalau kamu gak cinta sama aku, bilang kalau kamu cinta sama Rafael. Ayo bilang.” Rangga.
“Ngga.” Lirih Zahra.
“Bilang ra.” Rangga. Zahra semakin menangis.

Disebrang sana terlihat Rafael yang selesai bertemu clien nya. Rafael bermaksud akan keluar caffe, tapi matanya melihat orang yang sangat dia kenal. Rafael menghentikan langkahnya dan sedikit mendekat. Rafael terkejut dan benar-benar tidak percaya. Bahkan Rafael mendengar semua yang diucapkan oleh Rangga pada Zahra. Rafael menggeleng lesu.

“Jadi Rangga cowok itu. Kenapa Zahra tidak jujur?” Batin Rafael. Rafael berjalan mendekati Zahra dan Rangga.
“Aku.. aku.. aku sayang sama kamu, dan aku juga sayang sama Rafael.” Jawab Zahra. Rangga tersenyum.
“Tapi kamu harus pilih salah satu.” Rafael. Zahra dan Rangga menoleh. Zahra berdiri dan mengapus air matanya.
“Raf, aku bisa jelasin.” Zahra. Rafael tersenyum.
“Aku terima apa pun keputusan kamu. Aku tau bagaimana sayang nya kamu sama Rangga. Aku tau kok aku hanya pelampiasan saja. Tapi satu yang harus kamu tau. Aku TULUS dan benar-benar sayang sama kamu.” Rafael tersenyum dan menyentuh kedua pipi Zahra.
“Raf.” Rangga. Rafael menatap Rangga dan tersenyum. Rafael membuka cincin pertunangannya dengan Zahra dan memberikannya pada Rangga.
“Gue titip Zahra.” Rafael. Zahra menangis.
“Tapi raf..” Rangga. Rafael tersenyum. Rafael kembali mendekati Zahra dan mencium kening Zahra.
“Aku tau, Rangga yang terbaik untuk kamu. Aku ikhlas, aku senang pernah jadi pengisi hati kamu walau semua tidak seindah yang aku mau.” Rafael.

Rafael menghela nafas dan membalik badannya. Rafael melangkah dengan perasaan yang tidak tentu. Rangga hanya tertunduk. Tapi Zahra? Dia berlari memeluk seseorang.

“Aku sayang sama kamu dan aku sudah putuskan untuk terus bersama kamu.” Zahra memeluk Rafael. Rafael menghentikan langkahnya. Rangga menatap Zahra dan Rafael.
“Ra, jangan bercanda. Sekarang Rangga sudah disini. Aku tidak apa-apa.” Rafael.
“Gak raf, Zahra benar. Loe yang selama ini ada untuk dia, jadi loe yang pantas mendampingi Zahra.” Rangga mendekat dan kembali memasangkan cincin Rafael.
“Cincin ini hak loe. Gue titip Zahra ya. Gue yang salah udan ninggalin Zahra, jadi Zahra sekarang milik loe.” Rangga tersenyum dan melangkah menjauhi Rafael dan Zahra.

Baru berapa langkah, Rangga merasakan sakit di kepalanya dan akhirnya Rangga tidak sadarkan diri. Rafael dan Zahra berlari mendekati Rangga.

“Ranggaaaaa bangun.. Rangga kamu kenapa ngga? Bangun.” Zahra terlihat histeris.
“Kak Rangga.” Bisma dan Dicky berlari mendekati Rafael, Zahra dan Rangga.
“Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa dengan Rangga? Jawab aku Bisma, Dicky.” Zahra.
“Maaf kak, selama ini kak Rangga ke Belanda untuk berobat. Dia mengidap penyakit kanker hati.” Jawab Dicky dan tertunduk. Zahra menggeleng dan menangis histeris. Sementara Bisma segera membopong tubuh Rangga berdua Dicky untuk segera di bawa kerumah sakit terdekat.

~bersambung~

 Gantung ya?? emang sengaja,, sambungannya tunggu tahun depan ya kalau ada umur panjang :D ... So, sabar ya RNZ dan SB yang baca :D
 Ka Rangga n Coraf

laporan pemulasaraan zenajah





KATA PENGANTAR



Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka saya dapat menyelesaikan penyusunan laporana tentang “pemulasaraan jenazah”.

Penulisan ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata Pendidikan agama islam. Dalam penulisan laporan ini saya merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan ini.

Akhirnya saya sebagai penulis berharap semoga Allah memberikan pahala yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal’Alamiin.

                                                                                               



Rajapolah, 01 maret 2015





Ayi rahmat    






















DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................................1

 Daftar Isi..................................................................................................................................2

Bab I             : PENDAHULUAN


A.                 Latar Belakang ......................................................................................................3


B.                 Rumusan masalah.................................................................................................3


C.                  Tujuan laporan......................................................................................................3


Bab II            : PEMBAHASAN


A.                 Tata Cara Mengurus Jenazah..............................................................................4


B.                 Menyolatkan jenazah.............................................................................................5


C.                  Penguburan Jenazah...........................................................................................5


D.                 Praktik Tata Cara Pengurusan Jenazah


1.                 Memandikan jenazah.............................................................................5


2.                  Mengafani jenazah..................................................................................7


3.                  Menyalatkan jenazah.............................................................................8


4.                  Menguburkan jenazah...........................................................................9


Bab III           : PENUTUP


 Kesimpulan...........................................................................................................10


            DAFTAR PUSTAKA

                









BAB I PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

Kita ketahui bahwa petunjuk Rasulullah saw. Dalam masalah penanganan jenazah adalah petunjuk dan bimbingan yang terbaik dan berbeda dengan petunjuk umat-umat lainnya. Bimbingan beliau dalam hal mengurus jenazah didalamnya mencakup aturan yang memperhatikan sang mayat. Termasuk member tuntunan yaitu bagaimana sebaiknya keluarga dan kerabatnya memperlakukan jenazah/mayat.

Dengan demikian, petunjuk dan bimbingan Rasulullah saw. Dalam mengurus jenazah ini merupakan potret aturan yang paling sempurna bagi sang mayat. Aturan yang sangat sempurna dalam mempersiapkan seorang yang telah meninggal untuk kemudian bertemu dengan Rabbnya dengan kondisi yang paling baik. Bukan hanya itu, keluarga dan orang-orang yang terdekat sang mayat pun disiapkan sebagai barisan orang-orang yang memuji Allah dan memintakan ampunan serta rahmat-Nya bagi yang meninggal.

B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana Tata Cara Mengurus Jenazah?
2.      Bagaimana Perihal Sholat Jenazah?
3.      Bagaimana Tata cara Penguburan Jenazah?
4.      Bagaimana Mempraktikkan tata cara pengurusan Jenazah?

C.    Tujuan Laporan

1.      Untuk mengetahui tuntunan dalam mengurus jenazah sesuai syariat Islam.
2.      Untuk mengetahui bagaimana tata cara yang terbaik dalam mengiring jenazah hingga  

         mengantarkannya ke dalam liang kubur sebagai bentuk penghormatan terakhir baginya.



















BAB II PEMBAHASAN

A.    Tata Cara Mengurus Jenazah
1.      Hal-hal yang harus dilakukan setelah seseorang meninggal
      jika kita menjumpai seseorang yang meninggal, maka kita diharuskan untuk melakukan

hal-hal seperti berikut:
▪      Segera memejamkan mata sang mayat dan mendoakannya
▪      Menutup seluruh badan sang mayat dengan kain selain pakaian yang dikenakannya.
▪      Menyegerakan pengurusan jenazah hingga proses pemakamannya.

2.      Memandikan mayat
      Apabila seseorang meninggal dunia, maka wajib bagi sekelompok muslim untuk segera memandikannya. Dalam memandikan mayat, hendaknya menjaga hal-hal sebagai berikut:
1.      Memandikan tiga kali lebih sesuai dengan yang dibutuhkan
2.      Hendaklah memandikan dengan hitungan ganjil (3 kali, 5 kali, 7 kali, dan seterusnya)
3.      Hendaklah air yang digunakan untuk memandikan dicampurkan dengan sabun,kapur

         barus atau  sejenisnya
4.      Pada akhir memandikannya hendaknya mencampuri airnya dengan parfum, kapur

         barus, atau sejenisnya
5.      Memulai memandikannya dari sebelah kanan, dan anggota badan yang dibasuh ketika

         berwudhu
7.      Hendaklah yang memandikan mayat laki-laki adalah orang laki-laki, dan yang yang

         memandikan mayat perempuan adalah orang-orang perempuan
8.      Cara memandikannya dengan menggunakan kain pembersih atau sejenisnya. Lalu

         digosok-gosokkan di bawah kain penutup, setelah pakaiannya dilepaskan. Dianjurkan

         untuk  menyisir rambut jenazah. Lalu menyekanya dengan handuk.

3.      Mengkafani jenazah
             Setelah usai memandikan jenazah, maka diwajibkan mengkafaninya. Kafan yang digunakan utuk membungkus jenazah hendaklah mencukupi untuk menutup seluruh tubuhnya. Mengkafani jenazah dilakukan dengan cara: mengkafani dengan 3 helai kain kafan yang berwarna putih bagi jenazah laki-laki, dan 5 helai kain kafan untuk jenazah perempuan. Kain kafan tersebut dibubuhi wewangian (kamper) kemudian membalut jenazah dengan kain kafan tersebut.
            Pada lapis yang pertama dibubuhi wewangian khusus, kemudian letakkan jenazah diatas kafan tersebut dalam posisi terlentang. Lalu letakkan kapas yang telah dibubuhi wewangian pada selakangan jenazah. Hendaklah menyediakan kain yang telah dibubuhi kapas untuk menutupi aurat jenazah dengan melilitkannya (seperti popok) kemudian hendaklah membubuhi wewangian pada lekuk wajah jenazah. Kemudian lembaran pertama dilipat dari sebelah kanan terlebih dahulu, menyusul lembaran kedua dan ketiga seperti halnya lembaran yang pertama. Kemudian menambatkan tali-tali pengikatnya yang berjumlah tujuh utas tali. Lalu gulung lebihan kain kafan pada ujung kepala dan kakinya agar tidak lepas ikatannya, kemudian lipat kearah kaki dan arah kepala.

             Jenazah wanita dikafani dengan lima helai kain yaitu kain sarung untuk menutupi bagian bawahnya, kerudung untuk menutupi bagian kepalanya, baju kurung (yang terbuka sisi kanan dan kirinya) serta dua helai kain yang digunakan untuk menutupi sekujur tubuhnya.

B.     Menyolatkan jenazah
            Mensholatkan jenazah orang Islam adalah fardhu kifayah. Mensholatkan jenazah dengan cara sebagai berikut:
1.      Imam hendaklah berdiri setentang dengan kepala jenazah, apabila jenazahnya laki-laki,

         dan berdiri tepat pada bagian tengah jenazah apabila jenazahnya perempuan
2.      Kemudian imam takbir empat kali. Setelah takbir pertama, membaca taawudz,

         kemudian surat al-fatihah
3.      Pada takbir kedua, membaca sholawat nabi sebagaimana yang biasa dibaca dalam

         tashyahud
4.      Kemudian setelah takbir ketiga, membaca doa. Setelah takbir keempat juga membaca

         doa lalu mengucapkan sekali salam kekanan. Pada setiap takbir mengangkat kedua

         tangan.

C.    Penguburan Jenazah
            Menguburkan jenazah dengan cara memasukkan jenazah ke liang lahat di  mulai dari arah kaki kuburan, lalu diturunkan kedalam liang kubur secara perlahan, jika tidak memungkinkan boleh menurunkan dari arah kiblat. Dalam meletakkan jenazah kedalam liang kubur, hendaknya membaringkan jenazah dengan posisi lambung kanan dibawah dan wajahnya menghadap kea rah kiblat. Sementara kepala dan kedua kainya bertumpu pada sisi kanan dan menghadap kiblat,setelah itu langsung mengumandangkan adzan.
           setelah penguburan selesai biasanya ustad langsung berdoa di atas makam tersebut (biasa di sebut talkin) tujuannya adalah mendoakan si mayat agar selamat dari siksaan kuburnya.


D. Praktik Tata Cara Pengurusan Jenazah
1. Memandikan jenazah

Hukum memandikan jenazah adalah fardlu kifayah, artinya kewajiban ini dibebankan kepada semua mukalaf di tempat itu, tetapi apabila dilakukan oleh sebagian orang, gugurlah kewajiban seluruh mukalaf.
Berkaitan degan syarat memandikan jenazah, orang yang memandikan jenazah, dan tata cara memandikan jenazah.


a. Syarat memandikan jenazah

Ketika memandikan jenazah, tidak semua orang boleh hadir. Mereka yang hadir aadalah orang yang diperlukan kehadirannya. Oleh sebab itu, ada syarat tertentu yang harus diperhatikan, antara lain :
1) Orang muslim, berakal, dan balig cukup umur.
2) Orang yang wajib memandikan jenazah wajib niat.


3) Orang jujur, saleh, dan dapat dipercaya. Hal itu dimaksudkan agar orang itu hanya

     menyiarkan mana-man yang baik dan menutupi mana-man yang jelek tentang si mayat.

                b. Orang yang utama memandikan jenazah.
1) Untuk jenazah laki-laki, orang yang utama memandikan adalah orang yang diberi wasiat,

     kemudian bapak, kakek, keluarga terdekat, mahram dari pihak laki-laki, dan boleh juga

     istrinya.
2) Untuk jenazah perempuan, yang memandikan adalah ibunya, neneknya, atau keluarga    

     terdekat dari pihak wanita serta suaminya.
3) Jika jenazah anak laki-laki, boleh perempuan memandikannya. Jika anak perempuan boleh

     laki-laki memandikannya,
4) Jika perempuan yang mati dan semuanya yang hidup laki-laki dan tidak ada suaminya atau

    sebaliknya, jenazah tersebut tidak dimandikan, tetapi ditayamumkan oleh salah seorang

    dari mereka dengan memakai lapis tangan.


                 c. Tata cara memandikan jenazah
1) Ambil kain penutup dan gantikan dengan kain basahan sehingga aurat utamanya tidak

     kelihatan.
2) Mandikan jenazah pada tempat yang tertutup.
3) Pakailah sarung tangan dan bersihkan jenazah dari segala kotoran.
4) Ganti sarung tangan yang baru, lalu bersihkan seluruh badannya dan tekan perutnya

     perlahan-lahan jika jenazah tidak hamil.
5) Tinggiakan kepala jenazah agar air tidak mengalir ke arah kepala.
6) Masukkan jari tangan yang telah dibalut dengan kain basah ke mulut jenazah, gosok

     giginya, dan bersihkan hidungnya. Kemudian, wudlukan seperti wudlu untuk sholat.
7) Siramkan air ke tubuh yang sebelah kanan dahulu. Kemudian ke sebelah kirinya.
8) Mandikan jenazah dengan air sabun,kapur barus dan air mandinya yang terakhir dicampur

    dengan wangi-wangian.
9)   Perlakukan jenazah dengan lembut ketika membalik dan menggosok anggota tubuhnya.
10) Memandikan jenazah satu kali jika dapat membasuh ke seluruh tubuhnya, itulah yang

       wajib. Sunnah mengulanginya beberapa kali dalam bilangan ganjil.
11) Jika keluar najis dari jenazah itu setelah dimandikan dari badannya, wajib dibuang dan

      dimandikan kembali. Jika keluar najis setelah di atas kafan, tidak perlu untuk diulang

      mandinya, tetapi cukup untuk membuang najisnya saja.
12) Keringkan tubuh jenazah setelah dimandiakan dengan kain atau handuk sehingga tidak

      membasahi kafannya.
13) Selesai mandi, sebelum dikafani berilah wangi-wangian yang tidak mengandung alkohol.

      Pembarian wewangian untuk jenazah sebaiknya menggunakan kapur barus.












2. Mengafani jenazah

Mengafani jenazah adalah menutupi atau membungkus jenazah dengan sesuatu yang dapat menutupi tubuhnya walau hanya sehelai kain. Hukum mengafani jenazah muslim dan bukan mati syahid adalah fardlu kifayah.
          Dalam mengafani jenazah, terdapat hal-hal yang disunnahkan, antara lain:
a. Kain yang digunakan hendaklah bagus, bersih, dan menutupi seluruh tubuh.
b. Kain kafan hendaklah berwarnah putih.
c. Jumlah kain kafan bagi laki-laki hendaklah tiga lapis, sedengkan perempuan lima lapis.
d. Sebelum digunakan untuk membungkus, kain kafan hendaknya diberi wangi-wangian.
e. Tidak berlebihan dalam mengafani jenazah.

       a. Cara mengafani jenazah laki-laki
1) Bentangkan kain kafan sehelai demi sehelai, yang paling bawah lebih lebar dan luas.

     Sebaiknya masing-masing helai diberi kapur barus.
2) Angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan letakkan di atas kain kafan

     memanjang lalu ditaburi dengan wangi-wangian.
3) Tutuplah lubang-lubang yang mungkin masih mengeluarkan kotoran dengan kapas.
4) Selimutkan kain kafan sebelah kanan yang paling atas, kemudian ujung lembar sebelah

     kiri. Selanjutnya, lakukan selembar demi selembar dengan cara yang lembut.
5) Ikatlah dengan tali yang sudah disiapkan sebelumnya dibawah kain kafan tiga atau lima

     ikatan. Lepaskan ikatan setelah dibaringkan di liang lahat.
6) Jika kain kafan tidak cukup menutupi seleruh badan jenazah, tutupkanlah bagian auratnya.

     Bagian kaki yang terbuka boleh ditutup dengan rerumputan atau daun kayu atau kertas dan  

     semisalnya. Jika tidak ada kain kafan kecuali sekadar untuk menutup auratnya saja,

     tutuplah dengan apa saja yang ada. Jika banyak jenazah dan kain kafannya sedikit, boleh

     dikafankan dua atau tiga orang dalam satu kain kafan. Kemudian, kuburkan dalam satu

     liang lahat.

        b. Cara mengafani jenazah perempuan

Kain kafan perempuan terdiri atas lima lembar kain kafan putih, yaitu:
1) Lembar pertama yang paling bawah untuk menutupi seluruh badannya yang lebih lebar.
2) Lembar kedua untuk kerudung kepala.
3) Lembar ketiga untuk baju kurung.
4) Lembar keempat untuk menutup pinggang hingga kaki.
5) Lembar kelima untuk pinggul dan pahanya.

            Mengafani jenazah perempuan sebagai berikut:
1) Susunlah kain kafan yang sudah dipotong-potong untuk masing-masing bagian dengan

     tertib. Kemudian angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan letakkna

     diatas kain kafan sejajar, serta taburi dengan wangi-wangian atau dengan kapur barus.
2) Tutup lubang-lubang yang mungkin masih mengeluarkan kotoran dengan kapas.
3) Tutupkan kain pembungkus pada kedua pahanya.
4) Pakaikan sarung ( cukup disobek saja, tidak di jahit )
5) Pakaikan baju kurungnya (cukup disobek saja, tidak di jahit )
6) Dandanilah rambutnya tiga dandanan, lalu julurkan kebelakang.
7) Pakaikan penutup kepalanya ( kerudung )
8) Membungkusnya dengan lembar kain terakhir dengan cara menemukan kedua ujung kain

    kiri dan kanan lalu digulung ke dalam. Setelah itu, ikat dengan sobekan pinggir kain kafan

    yang setelahnya telah disiapkan di bagian bawah kain kafan, tiga atau lima ikatan, dan

    ddilepaskan ikatanya setelah diletakkan di dalam liang lahat. Setelah itu, siap untuk di

    sholatkan.

3. Menyalatkan jenazah

Sholat jenazah mempunyai rukun-rukun yang apabila salah satu diantaranya tidak dipenuhi maka ia batal dan tidak dianggap sah oleh syarah. Diantara rukun menyalatkan jenazah sebagai berikut:
      a. Berniat menyalatkan jenazah

sebelum menyalatkan jenazah, hendaklah wudlu terlebih dahulu seperti sholat biasa. Kemudian, berniat hendak menyolatkan jenazah.
Niat menegakkan sholat jenazah karena Allah swt baik jenazah laki-laki, perempuan maupun anak-anak (hadir atau gaib ). Niat dibaca dalam hati.

       b. Takbir empat kali.
1) Takbir pertama untuk melakukan sholat dengan mengangkat tangan dilanjutkan membaca

     surat al-Fatiha.
2) Mengangkat tangan untuk takbir kedua. Lalu membaca shalawat berikut.

اللهم صل على محمدوععلى ال محمد كماصليت على ابراهيم وعلى ال ابراهيم وبارك على محمدوعلى ال محمد. كماباركت على ابراهيم وعلى ال ابراهيم. فى العالمين انك حميدمجيد.

Artinya: “Ya Allah limpahkanlah rahmad kepada Muhammad dan keluarganya, sebagaimana

    telah Engkau beri rahmad kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya, dan limpahkanlah

    keberkahan kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, sebagaimana telah Engkau

    beri keberkahan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Di seluruh ala mini,

     engkaulah yang Maha Terpuji lagi Maha Mulia”.

3) Mengangkat tangan untuk takbir ketiga, lalu mendoakan si jenazah. Dengan do’a seperti

     berikut.

اللهم اغفرله وارحمه وعافه واعف عنه واكرمنزله ووسع مدخله واغسله بماءوثلج وبردونقه من الخطاياكماينقى الثوب الابيض من الدنس وابدلهداراخيرامن داره واهلاخيرامن اهله وقه فتنة القبروعذاب النار.





Artinya :’Ya Allah, ampunilah dia, berilah dia rahmad dan kesejahteraan, maafkanlah dia,

hormatilah kedatangannya, luaskanlah tempat tinggalnya, bersihkanlah dia dengan air

dan salju serta smbun. Bersihkanlah dia dari segala dosanya, sebagaimana kain putih

yang bersih dari segala kotoran, gantilah buat dia rumah yang lebih baik dari

rumahnya yang dahulu, gantilah buat dia ahli keluarganya yang lebih baik dari pada

ahli keluarganya yang dahulu, peliharalah dia dari bencana kubur dan siksa api

neraka”.

4) Mengangkat tangan dan takbir keempat, lalu diam sejenak atau membaca doa. Doa

    merupakan rukun sholat jenazah. Disunnahkan doa setelah takbir keempat, meskipun

    seseorang telah berdoa setelah takbir . doa untuk jenazah laki-laki seperti berikut:

اللهم لا تحرمنااجرهولاتفتنابعده واغفرلناوله

Artinya :”Ya Allah, janganlah Engkau halangi kami dari mendapat pahalanya, janganlah

Engkau jadikan fitnah kami setelah dia tiada, ampunilah kami dan dia”.

5) Mengucapkan salam

c. Berdiri bagi yang kuasa

Berdiri merupakan rukun menyalatkan jenazah menurut jumhur ulama. Oleh sebab itu, tidak sah menyalatkan jenazah sambil berkendaraan.

4. Menguburkan jenazah

Setelah disholatkan, jenazah segera dikuburkan. Jenazah sebaiknya dipikul oleh empat orang jamaah. Sebelum proses penguburan sebaiknya lubanng kubur dipersiapkan terlebih dahulu, dengan kedalaman  agar bau tubuh yang membusuk tidak tercium ke atas dan untuk menjaga kehormatannya sebagai manusia. Selanjutnya, secara perlahan jenazah dimasukkan ke dalam kubur di tempatkan pada lubang lahat, dengan dimiringkan ke arah kiblat. Selanjutnya, tali pengikat jenazah bagian kepala dan kaki dibuka agar menyentuh tanah langsung.

Agar posisi jenazah tidak berubah, sebaiknya diberi ganjalan dengan bulatan tanah atau bulatan tanah kecil setelah itu langsung mengumandangkan adzan di liang lahat tersebut. Selanjutnya, lubang tanah ditutup dengan kayu atau bambu sehingga waktu penimbunan tubuh jenazah tidak terkena dengan tanah.setelah itu biasanya ustad/ajengan mentalkin dengan tujuan memberi petunjuk untuk si mayat (mapatahan) J











BAB III PENUTUP

Kesimpulan :
1.      Tata cara dalam mengurus jenazah perlu diperhatikan seperti apa dan bagaimana  

    prosedur yang harus dilakukan, mengingat jenazah tersebut akan dikubur dan ruhnya akan

    bertemu dengan Rabbnya, maka sebisa mungkin kondisi dari jenazah tersebut harus dalam

    keadaan baik.
2.      Hidup dan mati adalah hak Allah swt. Apabila Allah swt telah menghendaki kematian

    seseorang, tidak seorang pun dapat menghindari dan lari dari takdir-Nya.
3.      Manusia adalah ciptaan Allah swt yang sempurna diantara ciptaan Allah swt yang

    bagus. Allah swt akan memulihkan manusia yang beramal saleh dan memberi balasan atas

    apa yang dilakukan di dunia. Yang beramal saleh akan mendapat balasan dengan kebaikan

    dan barakah-Nya. Sementara itu, yang tidak beramal saleh akan menerima azab-Nya.
4.      Orang yang mati wajib dihormati karena ia adalah makhluk Allah swt yang mulia. Oleh

    sebab itu, sebelum jenazah meninggalkan dunia menuju alam baru (kubur) hendaklah

    dihormati dengan cara dimandikan, dikafani, disholatkan, dan dikuburkan.
5.      Hukum mengurus, mengantarkan, dan mendoakan jenazah adalah sunnah.
6.      Pengurusan mayat disunnahkan dilakukan dengan kelembutan dan kasih sayang karena

     roh jenazah masih menyaksikan keluarga yang ditinggalkan.












































DAFTAR PUSTAKA

Orang tua saya pada hari rabu 04-03-2015

Ustad tatang 28-02-2015

Kaka saya , 05-03-2015

Christriyati Ariani. 2002. Motivasi Peziarah. Yogyakarta: Putra Widya.

Buku paket Pendidikan Agama Islam untuk Kelas XI .Jakarta :Erlangga

[1] M. Nashiruddin Al-Albani. Tuntunan Lengkap Mengurus Jenazah. (Jakarta: Gema Insani, 1999), hlm. 23-27

[2] Syamsuri. Pendidikan Agama Islam untuk Kelas XI. (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 45-89