KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke
hadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka saya dapat menyelesaikan
penyusunan laporana tentang “pemulasaraan jenazah”.
Penulisan ini merupakan salah satu
tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata Pendidikan agama islam.
Dalam penulisan laporan ini saya merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan
pembuatan laporan ini.
Akhirnya saya sebagai penulis
berharap semoga Allah memberikan pahala yang setimpal pada mereka yang telah
memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah,
Amiin Yaa Robbal’Alamiin.
Rajapolah, 01 maret 2015
Ayi rahmat
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................................................1
Daftar
Isi..................................................................................................................................2
Bab I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................................3
B. Rumusan masalah.................................................................................................3
C. Tujuan laporan......................................................................................................3
Bab II : PEMBAHASAN
A. Tata Cara Mengurus Jenazah..............................................................................4
B. Menyolatkan jenazah.............................................................................................5
C. Penguburan Jenazah...........................................................................................5
D. Praktik Tata Cara Pengurusan Jenazah
1. Memandikan jenazah.............................................................................5
2. Mengafani jenazah..................................................................................7
3. Menyalatkan jenazah.............................................................................8
4. Menguburkan jenazah...........................................................................9
Bab III : PENUTUP
Kesimpulan...........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita ketahui bahwa petunjuk
Rasulullah saw. Dalam masalah penanganan jenazah adalah petunjuk dan bimbingan
yang terbaik dan berbeda dengan petunjuk umat-umat lainnya. Bimbingan beliau
dalam hal mengurus jenazah didalamnya mencakup aturan yang memperhatikan sang
mayat. Termasuk member tuntunan yaitu bagaimana sebaiknya keluarga dan
kerabatnya memperlakukan jenazah/mayat.
Dengan
demikian, petunjuk dan bimbingan Rasulullah saw. Dalam mengurus jenazah ini
merupakan potret aturan yang paling sempurna bagi sang mayat. Aturan yang
sangat sempurna dalam mempersiapkan seorang yang telah meninggal untuk kemudian
bertemu dengan Rabbnya dengan kondisi yang paling baik. Bukan hanya itu,
keluarga dan orang-orang yang terdekat sang mayat pun disiapkan sebagai barisan
orang-orang yang memuji Allah dan memintakan ampunan serta rahmat-Nya bagi yang
meninggal.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Tata Cara Mengurus Jenazah?
2. Bagaimana Perihal Sholat Jenazah?
3. Bagaimana Tata cara Penguburan Jenazah?
4. Bagaimana Mempraktikkan tata cara pengurusan Jenazah?
C. Tujuan Laporan
1. Untuk mengetahui tuntunan dalam mengurus jenazah sesuai syariat Islam.
2. Untuk mengetahui bagaimana tata cara yang terbaik dalam mengiring jenazah hingga
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Tata Cara Mengurus Jenazah?
2. Bagaimana Perihal Sholat Jenazah?
3. Bagaimana Tata cara Penguburan Jenazah?
4. Bagaimana Mempraktikkan tata cara pengurusan Jenazah?
C. Tujuan Laporan
1. Untuk mengetahui tuntunan dalam mengurus jenazah sesuai syariat Islam.
2. Untuk mengetahui bagaimana tata cara yang terbaik dalam mengiring jenazah hingga
mengantarkannya ke dalam liang kubur
sebagai bentuk penghormatan terakhir baginya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tata Cara Mengurus Jenazah
1. Hal-hal yang harus dilakukan setelah seseorang meninggal
jika kita menjumpai seseorang yang meninggal, maka kita diharuskan untuk melakukan
1. Hal-hal yang harus dilakukan setelah seseorang meninggal
jika kita menjumpai seseorang yang meninggal, maka kita diharuskan untuk melakukan
hal-hal
seperti berikut:
▪ Segera memejamkan mata sang mayat dan mendoakannya
▪ Menutup seluruh badan sang mayat dengan kain selain pakaian yang dikenakannya.
▪ Menyegerakan pengurusan jenazah hingga proses pemakamannya.
2. Memandikan mayat
Apabila seseorang meninggal dunia, maka wajib bagi sekelompok muslim untuk segera memandikannya. Dalam memandikan mayat, hendaknya menjaga hal-hal sebagai berikut:
1. Memandikan tiga kali lebih sesuai dengan yang dibutuhkan
2. Hendaklah memandikan dengan hitungan ganjil (3 kali, 5 kali, 7 kali, dan seterusnya)
3. Hendaklah air yang digunakan untuk memandikan dicampurkan dengan sabun,kapur
▪ Segera memejamkan mata sang mayat dan mendoakannya
▪ Menutup seluruh badan sang mayat dengan kain selain pakaian yang dikenakannya.
▪ Menyegerakan pengurusan jenazah hingga proses pemakamannya.
2. Memandikan mayat
Apabila seseorang meninggal dunia, maka wajib bagi sekelompok muslim untuk segera memandikannya. Dalam memandikan mayat, hendaknya menjaga hal-hal sebagai berikut:
1. Memandikan tiga kali lebih sesuai dengan yang dibutuhkan
2. Hendaklah memandikan dengan hitungan ganjil (3 kali, 5 kali, 7 kali, dan seterusnya)
3. Hendaklah air yang digunakan untuk memandikan dicampurkan dengan sabun,kapur
barus atau sejenisnya
4. Pada akhir memandikannya hendaknya mencampuri airnya dengan parfum, kapur
4. Pada akhir memandikannya hendaknya mencampuri airnya dengan parfum, kapur
barus, atau sejenisnya
5. Memulai memandikannya dari sebelah kanan, dan anggota badan yang dibasuh ketika
5. Memulai memandikannya dari sebelah kanan, dan anggota badan yang dibasuh ketika
berwudhu
7. Hendaklah yang memandikan mayat laki-laki adalah orang laki-laki, dan yang yang
7. Hendaklah yang memandikan mayat laki-laki adalah orang laki-laki, dan yang yang
memandikan mayat perempuan adalah
orang-orang perempuan
8. Cara memandikannya dengan menggunakan kain pembersih atau sejenisnya. Lalu
8. Cara memandikannya dengan menggunakan kain pembersih atau sejenisnya. Lalu
digosok-gosokkan di bawah kain
penutup, setelah pakaiannya dilepaskan. Dianjurkan
untuk menyisir rambut jenazah. Lalu menyekanya
dengan handuk.
3. Mengkafani jenazah
Setelah usai memandikan jenazah, maka diwajibkan mengkafaninya. Kafan yang digunakan utuk membungkus jenazah hendaklah mencukupi untuk menutup seluruh tubuhnya. Mengkafani jenazah dilakukan dengan cara: mengkafani dengan 3 helai kain kafan yang berwarna putih bagi jenazah laki-laki, dan 5 helai kain kafan untuk jenazah perempuan. Kain kafan tersebut dibubuhi wewangian (kamper) kemudian membalut jenazah dengan kain kafan tersebut.
Pada lapis yang pertama dibubuhi wewangian khusus, kemudian letakkan jenazah diatas kafan tersebut dalam posisi terlentang. Lalu letakkan kapas yang telah dibubuhi wewangian pada selakangan jenazah. Hendaklah menyediakan kain yang telah dibubuhi kapas untuk menutupi aurat jenazah dengan melilitkannya (seperti popok) kemudian hendaklah membubuhi wewangian pada lekuk wajah jenazah. Kemudian lembaran pertama dilipat dari sebelah kanan terlebih dahulu, menyusul lembaran kedua dan ketiga seperti halnya lembaran yang pertama. Kemudian menambatkan tali-tali pengikatnya yang berjumlah tujuh utas tali. Lalu gulung lebihan kain kafan pada ujung kepala dan kakinya agar tidak lepas ikatannya, kemudian lipat kearah kaki dan arah kepala.
3. Mengkafani jenazah
Setelah usai memandikan jenazah, maka diwajibkan mengkafaninya. Kafan yang digunakan utuk membungkus jenazah hendaklah mencukupi untuk menutup seluruh tubuhnya. Mengkafani jenazah dilakukan dengan cara: mengkafani dengan 3 helai kain kafan yang berwarna putih bagi jenazah laki-laki, dan 5 helai kain kafan untuk jenazah perempuan. Kain kafan tersebut dibubuhi wewangian (kamper) kemudian membalut jenazah dengan kain kafan tersebut.
Pada lapis yang pertama dibubuhi wewangian khusus, kemudian letakkan jenazah diatas kafan tersebut dalam posisi terlentang. Lalu letakkan kapas yang telah dibubuhi wewangian pada selakangan jenazah. Hendaklah menyediakan kain yang telah dibubuhi kapas untuk menutupi aurat jenazah dengan melilitkannya (seperti popok) kemudian hendaklah membubuhi wewangian pada lekuk wajah jenazah. Kemudian lembaran pertama dilipat dari sebelah kanan terlebih dahulu, menyusul lembaran kedua dan ketiga seperti halnya lembaran yang pertama. Kemudian menambatkan tali-tali pengikatnya yang berjumlah tujuh utas tali. Lalu gulung lebihan kain kafan pada ujung kepala dan kakinya agar tidak lepas ikatannya, kemudian lipat kearah kaki dan arah kepala.
Jenazah wanita dikafani dengan lima helai kain yaitu kain sarung untuk menutupi
bagian bawahnya, kerudung untuk menutupi bagian kepalanya, baju kurung (yang
terbuka sisi kanan dan kirinya) serta dua helai kain yang digunakan untuk
menutupi sekujur tubuhnya.
B. Menyolatkan jenazah
Mensholatkan jenazah orang Islam adalah fardhu kifayah. Mensholatkan jenazah dengan cara sebagai berikut:
1. Imam hendaklah berdiri setentang dengan kepala jenazah, apabila jenazahnya laki-laki,
B. Menyolatkan jenazah
Mensholatkan jenazah orang Islam adalah fardhu kifayah. Mensholatkan jenazah dengan cara sebagai berikut:
1. Imam hendaklah berdiri setentang dengan kepala jenazah, apabila jenazahnya laki-laki,
dan berdiri tepat pada bagian tengah
jenazah apabila jenazahnya perempuan
2. Kemudian imam takbir empat kali. Setelah takbir pertama, membaca taawudz,
2. Kemudian imam takbir empat kali. Setelah takbir pertama, membaca taawudz,
kemudian surat al-fatihah
3. Pada takbir kedua, membaca sholawat nabi sebagaimana yang biasa dibaca dalam
3. Pada takbir kedua, membaca sholawat nabi sebagaimana yang biasa dibaca dalam
tashyahud
4. Kemudian setelah takbir ketiga, membaca doa. Setelah takbir keempat juga membaca
4. Kemudian setelah takbir ketiga, membaca doa. Setelah takbir keempat juga membaca
doa lalu mengucapkan sekali salam
kekanan. Pada setiap takbir mengangkat kedua
tangan.
C. Penguburan Jenazah
Menguburkan jenazah dengan cara memasukkan jenazah ke liang lahat di mulai dari arah kaki kuburan, lalu diturunkan kedalam liang kubur secara perlahan, jika tidak memungkinkan boleh menurunkan dari arah kiblat. Dalam meletakkan jenazah kedalam liang kubur, hendaknya membaringkan jenazah dengan posisi lambung kanan dibawah dan wajahnya menghadap kea rah kiblat. Sementara kepala dan kedua kainya bertumpu pada sisi kanan dan menghadap kiblat,setelah itu langsung mengumandangkan adzan.
setelah penguburan selesai biasanya ustad langsung berdoa di atas makam tersebut (biasa di sebut talkin) tujuannya adalah mendoakan si mayat agar selamat dari siksaan kuburnya.
C. Penguburan Jenazah
Menguburkan jenazah dengan cara memasukkan jenazah ke liang lahat di mulai dari arah kaki kuburan, lalu diturunkan kedalam liang kubur secara perlahan, jika tidak memungkinkan boleh menurunkan dari arah kiblat. Dalam meletakkan jenazah kedalam liang kubur, hendaknya membaringkan jenazah dengan posisi lambung kanan dibawah dan wajahnya menghadap kea rah kiblat. Sementara kepala dan kedua kainya bertumpu pada sisi kanan dan menghadap kiblat,setelah itu langsung mengumandangkan adzan.
setelah penguburan selesai biasanya ustad langsung berdoa di atas makam tersebut (biasa di sebut talkin) tujuannya adalah mendoakan si mayat agar selamat dari siksaan kuburnya.
D. Praktik Tata Cara Pengurusan Jenazah
1. Memandikan jenazah
Hukum
memandikan jenazah adalah fardlu kifayah, artinya kewajiban ini dibebankan
kepada semua mukalaf di tempat itu, tetapi apabila dilakukan oleh sebagian
orang, gugurlah kewajiban seluruh mukalaf.
Berkaitan degan syarat memandikan jenazah, orang yang memandikan jenazah, dan tata cara memandikan jenazah.
Berkaitan degan syarat memandikan jenazah, orang yang memandikan jenazah, dan tata cara memandikan jenazah.
a. Syarat memandikan jenazah
Ketika
memandikan jenazah, tidak semua orang boleh hadir. Mereka yang hadir aadalah
orang yang diperlukan kehadirannya. Oleh sebab itu, ada syarat tertentu yang harus
diperhatikan, antara lain :
1) Orang muslim, berakal, dan balig cukup umur.
2) Orang yang wajib memandikan jenazah wajib niat.
1) Orang muslim, berakal, dan balig cukup umur.
2) Orang yang wajib memandikan jenazah wajib niat.
3) Orang
jujur, saleh, dan dapat dipercaya. Hal itu dimaksudkan agar orang itu hanya
menyiarkan mana-man yang baik dan menutupi
mana-man yang jelek tentang si mayat.
b. Orang yang utama memandikan jenazah.
1) Untuk jenazah laki-laki, orang yang utama memandikan adalah orang yang diberi wasiat,
b. Orang yang utama memandikan jenazah.
1) Untuk jenazah laki-laki, orang yang utama memandikan adalah orang yang diberi wasiat,
kemudian bapak, kakek, keluarga terdekat,
mahram dari pihak laki-laki, dan boleh juga
istrinya.
2) Untuk jenazah perempuan, yang memandikan adalah ibunya, neneknya, atau keluarga
2) Untuk jenazah perempuan, yang memandikan adalah ibunya, neneknya, atau keluarga
terdekat dari pihak wanita serta suaminya.
3) Jika jenazah anak laki-laki, boleh perempuan memandikannya. Jika anak perempuan boleh
3) Jika jenazah anak laki-laki, boleh perempuan memandikannya. Jika anak perempuan boleh
laki-laki memandikannya,
4) Jika perempuan yang mati dan semuanya yang hidup laki-laki dan tidak ada suaminya atau
4) Jika perempuan yang mati dan semuanya yang hidup laki-laki dan tidak ada suaminya atau
sebaliknya, jenazah tersebut tidak
dimandikan, tetapi ditayamumkan oleh salah seorang
dari mereka dengan memakai lapis tangan.
c. Tata cara memandikan jenazah
1) Ambil kain penutup dan gantikan dengan kain basahan sehingga aurat utamanya tidak
kelihatan.
2) Mandikan jenazah pada tempat yang tertutup.
3) Pakailah sarung tangan dan bersihkan jenazah dari segala kotoran.
4) Ganti sarung tangan yang baru, lalu bersihkan seluruh badannya dan tekan perutnya
2) Mandikan jenazah pada tempat yang tertutup.
3) Pakailah sarung tangan dan bersihkan jenazah dari segala kotoran.
4) Ganti sarung tangan yang baru, lalu bersihkan seluruh badannya dan tekan perutnya
perlahan-lahan jika jenazah tidak hamil.
5) Tinggiakan kepala jenazah agar air tidak mengalir ke arah kepala.
6) Masukkan jari tangan yang telah dibalut dengan kain basah ke mulut jenazah, gosok
5) Tinggiakan kepala jenazah agar air tidak mengalir ke arah kepala.
6) Masukkan jari tangan yang telah dibalut dengan kain basah ke mulut jenazah, gosok
giginya, dan bersihkan hidungnya.
Kemudian, wudlukan seperti wudlu untuk sholat.
7) Siramkan air ke tubuh yang sebelah kanan dahulu. Kemudian ke sebelah kirinya.
8) Mandikan jenazah dengan air sabun,kapur barus dan air mandinya yang terakhir dicampur
7) Siramkan air ke tubuh yang sebelah kanan dahulu. Kemudian ke sebelah kirinya.
8) Mandikan jenazah dengan air sabun,kapur barus dan air mandinya yang terakhir dicampur
dengan wangi-wangian.
9) Perlakukan jenazah dengan lembut ketika membalik dan menggosok anggota tubuhnya.
10) Memandikan jenazah satu kali jika dapat membasuh ke seluruh tubuhnya, itulah yang
9) Perlakukan jenazah dengan lembut ketika membalik dan menggosok anggota tubuhnya.
10) Memandikan jenazah satu kali jika dapat membasuh ke seluruh tubuhnya, itulah yang
wajib. Sunnah mengulanginya beberapa
kali dalam bilangan ganjil.
11) Jika keluar najis dari jenazah itu setelah dimandikan dari badannya, wajib dibuang dan
11) Jika keluar najis dari jenazah itu setelah dimandikan dari badannya, wajib dibuang dan
dimandikan kembali. Jika keluar najis
setelah di atas kafan, tidak perlu untuk diulang
mandinya, tetapi cukup untuk membuang
najisnya saja.
12) Keringkan tubuh jenazah setelah dimandiakan dengan kain atau handuk sehingga tidak
12) Keringkan tubuh jenazah setelah dimandiakan dengan kain atau handuk sehingga tidak
membasahi kafannya.
13) Selesai mandi, sebelum dikafani berilah wangi-wangian yang tidak mengandung alkohol.
13) Selesai mandi, sebelum dikafani berilah wangi-wangian yang tidak mengandung alkohol.
Pembarian wewangian untuk jenazah sebaiknya
menggunakan kapur barus.
2. Mengafani jenazah
Mengafani
jenazah adalah menutupi atau membungkus jenazah dengan sesuatu yang dapat
menutupi tubuhnya walau hanya sehelai kain. Hukum mengafani jenazah muslim dan
bukan mati syahid adalah fardlu kifayah.
Dalam mengafani jenazah, terdapat hal-hal yang disunnahkan, antara lain:
a. Kain yang digunakan hendaklah bagus, bersih, dan menutupi seluruh tubuh.
b. Kain kafan hendaklah berwarnah putih.
c. Jumlah kain kafan bagi laki-laki hendaklah tiga lapis, sedengkan perempuan lima lapis.
d. Sebelum digunakan untuk membungkus, kain kafan hendaknya diberi wangi-wangian.
e. Tidak berlebihan dalam mengafani jenazah.
a. Cara mengafani jenazah laki-laki
1) Bentangkan kain kafan sehelai demi sehelai, yang paling bawah lebih lebar dan luas.
Dalam mengafani jenazah, terdapat hal-hal yang disunnahkan, antara lain:
a. Kain yang digunakan hendaklah bagus, bersih, dan menutupi seluruh tubuh.
b. Kain kafan hendaklah berwarnah putih.
c. Jumlah kain kafan bagi laki-laki hendaklah tiga lapis, sedengkan perempuan lima lapis.
d. Sebelum digunakan untuk membungkus, kain kafan hendaknya diberi wangi-wangian.
e. Tidak berlebihan dalam mengafani jenazah.
a. Cara mengafani jenazah laki-laki
1) Bentangkan kain kafan sehelai demi sehelai, yang paling bawah lebih lebar dan luas.
Sebaiknya masing-masing helai diberi kapur
barus.
2) Angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan letakkan di atas kain kafan
2) Angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan letakkan di atas kain kafan
memanjang lalu ditaburi dengan
wangi-wangian.
3) Tutuplah lubang-lubang yang mungkin masih mengeluarkan kotoran dengan kapas.
4) Selimutkan kain kafan sebelah kanan yang paling atas, kemudian ujung lembar sebelah
3) Tutuplah lubang-lubang yang mungkin masih mengeluarkan kotoran dengan kapas.
4) Selimutkan kain kafan sebelah kanan yang paling atas, kemudian ujung lembar sebelah
kiri.
Selanjutnya, lakukan selembar demi selembar dengan cara yang lembut.
5) Ikatlah dengan tali yang sudah disiapkan sebelumnya dibawah kain kafan tiga atau lima
5) Ikatlah dengan tali yang sudah disiapkan sebelumnya dibawah kain kafan tiga atau lima
ikatan. Lepaskan ikatan setelah
dibaringkan di liang lahat.
6) Jika kain kafan tidak cukup menutupi seleruh badan jenazah, tutupkanlah bagian auratnya.
6) Jika kain kafan tidak cukup menutupi seleruh badan jenazah, tutupkanlah bagian auratnya.
Bagian kaki yang terbuka boleh ditutup
dengan rerumputan atau daun kayu atau kertas dan
semisalnya. Jika tidak ada kain kafan
kecuali sekadar untuk menutup auratnya saja,
tutuplah dengan apa saja yang ada. Jika
banyak jenazah dan kain kafannya sedikit, boleh
dikafankan dua atau tiga orang dalam satu
kain kafan. Kemudian, kuburkan dalam satu
liang lahat.
b. Cara mengafani jenazah perempuan
b. Cara mengafani jenazah perempuan
Kain kafan
perempuan terdiri atas lima lembar kain kafan putih, yaitu:
1) Lembar pertama yang paling bawah untuk menutupi seluruh badannya yang lebih lebar.
2) Lembar kedua untuk kerudung kepala.
3) Lembar ketiga untuk baju kurung.
4) Lembar keempat untuk menutup pinggang hingga kaki.
5) Lembar kelima untuk pinggul dan pahanya.
Mengafani jenazah perempuan sebagai berikut:
1) Susunlah kain kafan yang sudah dipotong-potong untuk masing-masing bagian dengan
1) Lembar pertama yang paling bawah untuk menutupi seluruh badannya yang lebih lebar.
2) Lembar kedua untuk kerudung kepala.
3) Lembar ketiga untuk baju kurung.
4) Lembar keempat untuk menutup pinggang hingga kaki.
5) Lembar kelima untuk pinggul dan pahanya.
Mengafani jenazah perempuan sebagai berikut:
1) Susunlah kain kafan yang sudah dipotong-potong untuk masing-masing bagian dengan
tertib. Kemudian angkatlah jenazah dalam
keadaan tertutup dengan kain dan letakkna
diatas kain kafan sejajar, serta taburi
dengan wangi-wangian atau dengan kapur barus.
2) Tutup lubang-lubang yang mungkin masih mengeluarkan kotoran dengan kapas.
3) Tutupkan kain pembungkus pada kedua pahanya.
4) Pakaikan sarung ( cukup disobek saja, tidak di jahit )
5) Pakaikan baju kurungnya (cukup disobek saja, tidak di jahit )
6) Dandanilah rambutnya tiga dandanan, lalu julurkan kebelakang.
7) Pakaikan penutup kepalanya ( kerudung )
8) Membungkusnya dengan lembar kain terakhir dengan cara menemukan kedua ujung kain
2) Tutup lubang-lubang yang mungkin masih mengeluarkan kotoran dengan kapas.
3) Tutupkan kain pembungkus pada kedua pahanya.
4) Pakaikan sarung ( cukup disobek saja, tidak di jahit )
5) Pakaikan baju kurungnya (cukup disobek saja, tidak di jahit )
6) Dandanilah rambutnya tiga dandanan, lalu julurkan kebelakang.
7) Pakaikan penutup kepalanya ( kerudung )
8) Membungkusnya dengan lembar kain terakhir dengan cara menemukan kedua ujung kain
kiri dan kanan lalu digulung ke dalam.
Setelah itu, ikat dengan sobekan pinggir kain kafan
yang setelahnya telah disiapkan di bagian
bawah kain kafan, tiga atau lima ikatan, dan
ddilepaskan ikatanya setelah diletakkan di
dalam liang lahat. Setelah itu, siap untuk di
sholatkan.
3. Menyalatkan jenazah
3. Menyalatkan jenazah
Sholat
jenazah mempunyai rukun-rukun yang apabila salah satu diantaranya tidak
dipenuhi maka ia batal dan tidak dianggap sah oleh syarah. Diantara rukun menyalatkan
jenazah sebagai berikut:
a. Berniat menyalatkan jenazah
a. Berniat menyalatkan jenazah
sebelum
menyalatkan jenazah, hendaklah wudlu terlebih dahulu seperti sholat biasa.
Kemudian, berniat hendak menyolatkan jenazah.
Niat menegakkan sholat jenazah karena Allah swt baik jenazah laki-laki, perempuan maupun anak-anak (hadir atau gaib ). Niat dibaca dalam hati.
b. Takbir empat kali.
1) Takbir pertama untuk melakukan sholat dengan mengangkat tangan dilanjutkan membaca
Niat menegakkan sholat jenazah karena Allah swt baik jenazah laki-laki, perempuan maupun anak-anak (hadir atau gaib ). Niat dibaca dalam hati.
b. Takbir empat kali.
1) Takbir pertama untuk melakukan sholat dengan mengangkat tangan dilanjutkan membaca
surat al-Fatiha.
2) Mengangkat tangan untuk takbir kedua. Lalu membaca shalawat berikut.
اللهم صل على محمدوععلى ال محمد كماصليت على ابراهيم وعلى ال ابراهيم وبارك على محمدوعلى ال محمد. كماباركت على ابراهيم وعلى ال ابراهيم. فى العالمين انك حميدمجيد.
Artinya: “Ya Allah limpahkanlah rahmad kepada Muhammad dan keluarganya, sebagaimana
2) Mengangkat tangan untuk takbir kedua. Lalu membaca shalawat berikut.
اللهم صل على محمدوععلى ال محمد كماصليت على ابراهيم وعلى ال ابراهيم وبارك على محمدوعلى ال محمد. كماباركت على ابراهيم وعلى ال ابراهيم. فى العالمين انك حميدمجيد.
Artinya: “Ya Allah limpahkanlah rahmad kepada Muhammad dan keluarganya, sebagaimana
telah Engkau beri rahmad kepada Nabi
Ibrahim dan keluarganya, dan limpahkanlah
keberkahan kepada Nabi Muhammad dan keluarganya,
sebagaimana telah Engkau
beri keberkahan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya.
Di seluruh ala mini,
engkaulah yang Maha Terpuji lagi Maha
Mulia”.
3) Mengangkat tangan untuk takbir ketiga, lalu mendoakan si jenazah. Dengan do’a seperti
3) Mengangkat tangan untuk takbir ketiga, lalu mendoakan si jenazah. Dengan do’a seperti
berikut.
اللهم اغفرله وارحمه وعافه واعف عنه واكرمنزله ووسع مدخله واغسله بماءوثلج وبردونقه من الخطاياكماينقى الثوب الابيض من الدنس وابدلهداراخيرامن داره واهلاخيرامن اهله وقه فتنة القبروعذاب النار.
اللهم اغفرله وارحمه وعافه واعف عنه واكرمنزله ووسع مدخله واغسله بماءوثلج وبردونقه من الخطاياكماينقى الثوب الابيض من الدنس وابدلهداراخيرامن داره واهلاخيرامن اهله وقه فتنة القبروعذاب النار.
Artinya :’Ya
Allah, ampunilah dia, berilah dia rahmad dan kesejahteraan, maafkanlah dia,
hormatilah
kedatangannya, luaskanlah tempat tinggalnya, bersihkanlah dia dengan air
dan salju
serta smbun. Bersihkanlah dia dari segala dosanya, sebagaimana kain putih
yang bersih
dari segala kotoran, gantilah buat dia rumah yang lebih baik dari
rumahnya
yang dahulu, gantilah buat dia ahli keluarganya yang lebih baik dari pada
ahli
keluarganya yang dahulu, peliharalah dia dari bencana kubur dan siksa api
neraka”.
4) Mengangkat tangan dan takbir keempat, lalu diam sejenak atau membaca doa. Doa
4) Mengangkat tangan dan takbir keempat, lalu diam sejenak atau membaca doa. Doa
merupakan rukun sholat jenazah. Disunnahkan
doa setelah takbir keempat, meskipun
seseorang telah berdoa setelah takbir . doa
untuk jenazah laki-laki seperti berikut:
اللهم لا تحرمنااجرهولاتفتنابعده واغفرلناوله
Artinya :”Ya Allah, janganlah Engkau halangi kami dari mendapat pahalanya, janganlah
اللهم لا تحرمنااجرهولاتفتنابعده واغفرلناوله
Artinya :”Ya Allah, janganlah Engkau halangi kami dari mendapat pahalanya, janganlah
Engkau jadikan
fitnah kami setelah dia tiada, ampunilah kami dan dia”.
5) Mengucapkan salam
c. Berdiri bagi yang kuasa
5) Mengucapkan salam
c. Berdiri bagi yang kuasa
Berdiri
merupakan rukun menyalatkan jenazah menurut jumhur ulama. Oleh sebab itu, tidak
sah menyalatkan jenazah sambil berkendaraan.
4. Menguburkan jenazah
4. Menguburkan jenazah
Setelah
disholatkan, jenazah segera dikuburkan. Jenazah sebaiknya dipikul oleh empat
orang jamaah. Sebelum proses penguburan sebaiknya lubanng kubur dipersiapkan
terlebih dahulu, dengan kedalaman agar bau tubuh yang membusuk tidak tercium ke
atas dan untuk menjaga kehormatannya sebagai manusia. Selanjutnya, secara
perlahan jenazah dimasukkan ke dalam kubur di tempatkan pada lubang lahat,
dengan dimiringkan ke arah kiblat. Selanjutnya, tali pengikat jenazah bagian
kepala dan kaki dibuka agar menyentuh tanah langsung.
Agar posisi
jenazah tidak berubah, sebaiknya diberi ganjalan dengan bulatan tanah atau
bulatan tanah kecil setelah itu langsung mengumandangkan adzan di liang lahat
tersebut. Selanjutnya, lubang tanah ditutup dengan kayu atau bambu sehingga
waktu penimbunan tubuh jenazah tidak terkena dengan tanah.setelah itu biasanya
ustad/ajengan mentalkin dengan tujuan memberi petunjuk untuk si mayat
(mapatahan) J
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
1. Tata cara dalam mengurus jenazah perlu diperhatikan seperti apa dan bagaimana
1. Tata cara dalam mengurus jenazah perlu diperhatikan seperti apa dan bagaimana
prosedur yang harus dilakukan, mengingat
jenazah tersebut akan dikubur dan ruhnya akan
bertemu dengan Rabbnya, maka sebisa mungkin
kondisi dari jenazah tersebut harus dalam
keadaan baik.
2. Hidup dan mati adalah hak Allah swt. Apabila Allah swt telah menghendaki kematian
2. Hidup dan mati adalah hak Allah swt. Apabila Allah swt telah menghendaki kematian
seseorang, tidak seorang pun dapat menghindari
dan lari dari takdir-Nya.
3. Manusia adalah ciptaan Allah swt yang sempurna diantara ciptaan Allah swt yang
3. Manusia adalah ciptaan Allah swt yang sempurna diantara ciptaan Allah swt yang
bagus. Allah swt akan memulihkan manusia
yang beramal saleh dan memberi balasan atas
apa yang dilakukan di dunia. Yang beramal
saleh akan mendapat balasan dengan kebaikan
dan barakah-Nya. Sementara itu, yang tidak
beramal saleh akan menerima azab-Nya.
4. Orang yang mati wajib dihormati karena ia adalah makhluk Allah swt yang mulia. Oleh
4. Orang yang mati wajib dihormati karena ia adalah makhluk Allah swt yang mulia. Oleh
sebab itu, sebelum jenazah meninggalkan
dunia menuju alam baru (kubur) hendaklah
dihormati dengan cara dimandikan, dikafani,
disholatkan, dan dikuburkan.
5. Hukum mengurus, mengantarkan, dan mendoakan jenazah adalah sunnah.
6. Pengurusan mayat disunnahkan dilakukan dengan kelembutan dan kasih sayang karena
5. Hukum mengurus, mengantarkan, dan mendoakan jenazah adalah sunnah.
6. Pengurusan mayat disunnahkan dilakukan dengan kelembutan dan kasih sayang karena
roh jenazah masih menyaksikan keluarga
yang ditinggalkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Orang tua saya pada hari rabu 04-03-2015
Ustad tatang 28-02-2015
Kaka saya , 05-03-2015
Christriyati Ariani. 2002. Motivasi Peziarah. Yogyakarta: Putra Widya.
Buku paket Pendidikan Agama Islam untuk Kelas XI .Jakarta :Erlangga
[1] M. Nashiruddin Al-Albani. Tuntunan Lengkap Mengurus Jenazah. (Jakarta: Gema Insani, 1999), hlm. 23-27
[2] Syamsuri. Pendidikan Agama Islam untuk Kelas XI. (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 45-89
Christriyati Ariani. 2002. Motivasi Peziarah. Yogyakarta: Putra Widya.
Buku paket Pendidikan Agama Islam untuk Kelas XI .Jakarta :Erlangga
[1] M. Nashiruddin Al-Albani. Tuntunan Lengkap Mengurus Jenazah. (Jakarta: Gema Insani, 1999), hlm. 23-27
[2] Syamsuri. Pendidikan Agama Islam untuk Kelas XI. (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 45-89
Tidak ada komentar:
Posting Komentar